Budidaya Pinang - Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur merupakan dua kabupaten di Provinsi Jambi yang menjadi sentra perkebunan pinang. Komoditas pinang menjadi mata pencaharian masyarakat setempat dari jaman nenek moyang, Ini ditandai dari beberapa catatan peninggalan kerajaan kuno yang menyatakan pinang sebagai hasil bumi yang diperdagangkan di daerah pantai timur Jambi. Berdasarkan hasil uji kualitas dan mutu pinang, pinang yang berasal dari salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tepatnya kecamatan Betara merupakan pinang pinang terbaik dari segi kandungan tanin dan buahnya. Karena kualitasnya yang baik, maka tidak mengherankan pinang asal Tanjung Jabung (Tungkal & Sabak) menjadi primadona yang paling banyak diburu oleh saudagar (tauke) pinang diberbagai daerah di Indonesia untuk memenuhi permintaan dari luar negeri. Namun sayangnya, tanaman pinang masih banyak dibudidayakan secara tradisional atau konvensional. Setidaknya petan
Analisa Budidaya Pinang - Indonesia memiliki banyak sekali komoditas perkebunan potensial. Dari sekian banyak komoditas tersebut hanya beberapa yang dibudidayakan secara intensif serta didukung oleh pemerintah daerah setempat, seperti karet dan kelapa sawit.
Saat ini dengan adanya isu mengenai kerusakan lingkungan yang diakibatkan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang masif, Uni Eropa mengeluarkan kebijakan menghentikan impor produk turunan dari kelapa sawit. Hal ini justru membuat ketar ketir petani kelapa sawit di negeri ini. Sebagian petani sawit mulai memilih untuk replanting kebunnya dengan komoditas potensial lainnya, salah satunya pinang.
Selama ini pinang hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Kebanyakan dari kita hanya tahu pohon pinang digunakan sebagai media hiburan ketika tujuhbelasan. Pahadal, pinang mempunyai nilai ekomonis yang tinggi. Selain itu, menjadi primadona bagi petani di wilayah Jambi, Aceh, dan Kalimantan Barat.
Pasar dari komoditas pinang ini sebagian besar untuk diekspor, sehingga dibeberapa wilayah di Indonesia pinang dijadikan komoditas ekspor unggulan. Bicara mengenai potensi pinang, ada baiknya kami menjabarkan mengenai analisa budidaya pinang yang akhir - akhir ini digandrungi oleh petani sebagai salah satu alternatif komoditas perkebunan.
Sebelum kita membahas lebih mendetail mengenai analisa budidaya pinang, yang harus Anda ketahui mengenai budidaya pinang ini adalah, pinang merupakan tanaman yang murah perawatannya dan mudah pengolahan pasca panennya. Hal ini yang membuat budidaya pinang sebagai investasi yang menjanjikan di masa depan.
Baca Juga :
Diekspor, Petani Beralih Menanam Pinang
Prospek Budidaya Pinang di Indonesia kian Menjanjikan
Kelebihan lain dari tanaman pinang ini adalah, pinang hampir bisa tumbih disemua kondisi iklim di Indonesia. Sehingga budidaya pinang ini bisa dilakukan dimana saja, mulai dari daerah gambut di dataran rendah, hingga ke daerah yang beriklim dingin didataran tinggi.
Hebatnya lagi, masa investasi budidaya pinang ini hanya dalam waktu 5 tahun. Karena memasuki tahun ke-empat dari sejak penanaman (kami juga menyediakan bibit pinang unggul, silahkan klik disini untuk info lebih lanjut), pinang mulai belajar berbuah. Hal ini bisa didapat jika pemeliharan kebun pinang dilakukan secara intensif.
Analisa Budidaya Pinang Secara Intensif
- Dengan luas kebun 1 hektar, pinang bisa ditanam hingga 1200 batang dengan jarak tanam 2,75 meter x 2,75 meter atau 3 meter x 3 meter.
- Sistem penanaman bisa menggunakan sistem tanam mata lima seperti halnya menanam sawit. Hal ini dilakukan agar penyinaran matahari lebih merata kesetiap pohon pinang.
- Kebun pinang yang mendapat perawatan dengan baik bisa menghasilkan 130 buah setiap tandannya, atau setara dengan 3-4 Kg buah pinang segar.
- Artinya 1 hektar bisa menghasilkan 3.600 Kg - 4.800 Kg per bulan.
- Jika Anda ingin menjual buah pinang segar, saat ini harganya mencapai Rp 2.000 per Kg di daerah Jambi
- Jadi, Rp 2.000 per Kg x 4.800 Kg/Ha buah pinang segar = Rp 9.600.000,-/Ha per bulan
- Jika buah pinang dijemur kering, akan menghasilkan biji pinang kering (kernel) 1 Kg per pohon per bulan atau 1.200 Kg per hektar.
- Dengan harga jual pinang kering saat ini Rp 15.000 per Kg
- Jadi, Rp 15.000,- x 1.200 Kg/Ha biji pinang kering = Rp 18.000.000,-/Ha per bulan
Untuk harga biji pinang kering ini bisa naik turun, harga yang tercantum diatas merupakan perhitungan di bulan Maret 2019. Dengan penjabaran analisa budidaya pinang diatas, Anda bisa menghitung jika panen dilakukan setiap bulan, artinya dalam 1 tahun kebun pinang bisa menghasilkan sampai Rp 216.000.000,-/ per Ha.
Bagaimana jika Anda memiliki 3 hektar? Silahkan Anda hitung potensi budidaya pinang ini.
Sekian penjabaran Saya mengenai analisa budidaya pinang. Semoga petani Indonesia semakin berjaya dengan membaiknya harga komoditas pinang ini. Salam petani Indonesia.
Kira2 berapa lama waktu antara buahnpertama ke kedua,atau tandan pertama ke tandan kedua dst....
BalasHapus